Akhir-akhir ini media sepakbola memang sedang
sibuk-sibuknya. Hal tersebut dikarenakan oleh banyaknya kompetisi atau
pertandingan yang melibatkan nama Indonesia yang harus diliput. Lihat saja, ada
persiapan tim nasional senior menjelang AFF Suzuki Cup, timnas U-23 yang sedang
mengikuti Asian Games cabor sepakbola, Indonesia Super League yang memasuki
babak krusial (babak 8 besar), AFF Futsal Championship yang juga diikuti oleh
timnas Indonesia (untuk timnas futsal Indonesia berada di ranking 12 Asia), dan
juga sang pencetak sejarah Persipura Jayapura yang berhasil menembus semifinal
AFC Cup, dan menjadi klub Indonesia pertama yang menembus semifinal kejuaraan
sepakbola Asia di era sepakbola modern.
Bicara soal mencetak sejarah, Persipura memang lekat dengan
terciptanya sebuah sejarah di era sepakbola modern di Indonesia. Banyak sejarah
yang tercipta diantaranya, menjadi klub pemegang gelar terbanyak Indonesia
Super League (3 gelar), menjadi klub Indonesia pertama yang menembus 8 besar
AFC Cup (2011, saat itu langkah Persipura ke semifinal terganjal oleh Erbil SC
Iraq yang menang aggregate 3-1), menjadi klub paling sedikit menerima kekalahan
sejak Indonesia Super League pertama kali digelar (tercatat baru menerima 18
kekalahan sejak ISL pertama kali digelar hingga akhir putaran grup timur musim
2014 ini). Tantangan berat kini ada di depan mata. Semifinal AFC Cup dan 8
besar AFC Cup harus dihadapi oleh Mutiara Hitam. Kekalahan di leg pertama saya
pikir menjadi batu sandungan, apalagi selisih dua gol saat bermain melawan Al
Qadsia terlampau cukup berat buat Persipura.
Sebagai penonton, saya juga sesekali melihat sejarah dan statistik.
Persipura memang harus mengejar ketertinggalan yang cukup berat untuk dikejar. Namun
ada banyak harapan bila kita melihat statistic Persipura di AFC Cup musim ini. Tercatat
20 gol sudah disarangkan pemain-pemain Persipura bila main di Mandala. Hal ini
cukup menggembirakan, apalagi pada pertandingan terakhir AFC Cup yang digelar
di Mandala, Persipura berhasil berpesta gol ke gawang juara AFC Cup 2013 (juara
bertahan) Kuwait SC yang sama-sama dari Kuwait.
Kunci memenangkan pertandingan di Mandala 30 September nanti
adalah FOKUS. Kembali melihat
pengalaman saat bermain melawan Al-Qadsia di Kuwait, Persipura sudah menjadi
pemenang di peruh babak. Namun di babak kedua Persipura bertahan terlalu dalam,
ada lubang pula saat Bio Paulin tidak bisa dimainkan saat laga tersebut. Selain
itu, secara subyektif saya juga melihat permainan dari pemain Al-Qadsia, Danijel
Subotic yang begitu kuat penguasaan bolanya. Mantan pemain Swiss U-19 tersebut
layaknya seorang pivot di olahraga futsal, mampu menahan bola dan mengarahkan
ke mana ia mau, tendangannya juga keras. Kalau bisa, Persipura harus “matikan”
pergerakan pemain ini. Inilah sedikit review dari saya, kurang dan lebihnya
harap dimaklumi. Terima kasih.
bolapedia : persipura kapan bangkitnya seperti linedomino?
https://bit.ly/2CLTz00